Kamis, 10 Maret 2011

Blackbass di Pulau Nias


Ternyata ikan ini masih terdapat di Pulau-pulau Batu, Nias Selatan.
Akankah kita biarkan ini berakhir???
Cintai Nias, Lestarikan Lautnya....

Rabu, 09 Maret 2011

HULO ASU

 

   

Revival Nias

Nias dilawat Tuhan, kalimat yang tepat untuk diungkapkan. Antusiasme yang dimiliki oleh Youth sekota dan gereja-gereja Tuhan untuk membangun kubu-kubu doa di berbagai kota, termasuk Kota Gunung Sitoli dan akan dibangunnya kegerakan doa di sekolah – sekolah, terlihat jelas  melalui komitmen gereja-gereja Tuhan di Nias pada saat Kebaktian Kebangunan Rohani yang diadakan tanggal 29 Oktober – 1 November 2010 yang lalu.
http://www.jdn.or.id/jaringan-doa-nasional/80-revival-nias.html

Minggu, 06 Maret 2011

Pekik Perhatian Iwan Fals bagi Nias

onohulo.blogspot.com — Setelah berbagai kesenian digelar selama dua jam, mulai pukul 14.30 WIB, Minggu 6 Juni 2010, Iwan Fals muncul di lapangan Pelita sebagai pengisi puncak acara gelar budaya “Nias Bangkit”. Kemunculan Iwan berbarengan dengan turunnya hujan deras di kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, yang beberapa hari terakhir diterpa angin dari Teluk Bengala, India, sehingga mendatangkan awan hujan.

Sebelum tampil, Iwan mengakui keberanian Delasiga sebagai panitia yang menampilkan sejumlah kesenian tradisional, seperti tari Tuwu, tari Moyo, Folaya Bagowasa, Maau Maru, Manaho, Hombo Batu, Perang Mainaya, musik tradisi Nduri Danga, dan kesenian Hoho. Iwan mengatakan semestinya acara serupa ini dipererat sehingga masyarakat bisa mengenali dirinya kembali melalui seni tradisi sebagai acara budaya mereka sendiri.
“Fona Marundrury yang telah mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk menyelenggarakan acara ini,” ucap Iwan menyebut nama penyandang dana asal Nias yang kini telah bermukim di Jakarta.
Iwan membuka pertunjukan dengan lagu “Belum Ada Judul”. Ia tampil sendiri bertelanjang kaki di atas panggung. Kehadiran Iwan langsung disambut meriah oleh ribuan penonton yang sebelumnya meneriakkan namanya, “Iwan! Iwan!”
Sambil memanggil anggota bandnya yang terdiri dari Totok Tewel (lead guitar), Herry Buchaeri (bas), Eddy Darome (keyboard), dan Denny (drum), Iwan memimpin personel bandnya menyanyikan intro lagu “Badut”.
Kendati berkali-kali penggemarnya meminta lagu “Bento”, Iwan dengan tertib membawakan lagu-lagu lawasnya seperti “Sumbang”, Oh Ya”, “Mimpi Yang Terbeli”, “Pesawat Tempur”, “Yang Terlupakan”, dan “Aku Sayang Kamu”.
Untunglah memasuki lagu ketiga, perlahan-lahan hujan reda sehingga para penonton yang semula berteduh di bawah panggung bergabung kembali dengan sekian ribu penonton lainnya yang tetap setia berbasah-basah.
Menjelang lagu “Surat untuk Wakil Rakyat”, Iwan mengajak penonton untuk menjaga peninggalan para leluhur Nias berupa batu-batu Megalith, rumah-rumah adat, dan kesenian tradisi yang usianya telah ribuan tahun.
“Sabtu, 5/6/2010, saya berkunjung ke Nias Barat. Di sana saya melihat batu-batu Megalith dan rumah-rumah adat. Tolong semua itu dijaga. Itulah jiwa kita dan roh kita. Kepada para wakil rakyat, tolong lindungi warisan budaya tersebut yang telah ada jauh sebelum republik ini ada.”
Yang menarik, saat interlude lagu “Wakil Rakyat”, musik batu dan tari perang tampil berkolaborasi dengan Iwan di panggung. Vokalis Nduri Danga pun melengkapi komposisi ini dengan eloknya. Kolaborasi ini berlanjut hingga lagu “Cintaku”.
Memasuki lagu “Oemar Bakrie”, hujan kembali turun dengan lebat sehingga sebagian penonton pun berteduh di sudut-sudut stadion. Hingga Iwan mengakhiri konsernya dengan lagu “Bento”, hujan dan angin terus mengguyur Stadion Pelita sehingga lapangan berkubang bagaikan sawah. Pertunjukan berakhir tepat pukul 18.30.


Lompat Batu

Nias memiliki budaya yang sangat menarik. Lompat batu merupakan salah satu contoh budaya yang paling terkenal dan unik, dimana seorang pria melompat diatas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Lompatan itu untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria, para pengunjung dapat menyaksikan lompat batu tersebut didesa Bawomatolua, Hilisimaetano atau didesa sekitarnya.

Lompat batu dilakukan untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria, walaupun hal ini sangat berbahaya tetapi menjadi sebuah olahraga yang menyenangkan. 
Tarian perang tradisional Nias juga sangat menarik tetapi jangan takut karena tarian ini bukan untuk menunjukkan perang yang sebenarnya. Para penari mengenakan pakaian tradiional, pakaian yang terbuat dari sabut ijuk dan serat kulit kayu dan kepala mereka dihiasi dengan bulu burung, dan ditangan mereka membawa tombak dan perisai.

Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua dan terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dan suku yang suka perang terdapat di desa Bawomataluo atau “Sunhill”. Rumah ini tingginya mencapai 22 m dan beberapa tiangnya lebih tebal dari 1 m. Rumah ini masih dimiliki dan ditempati oleh keluarga kerajaan.

Arsitektur dari bangunan ini bagus sekali, mempunyai ukuran dinding yang menarik untuk menghormati upacara pesta yang terkenal dan hiasan perabotnya, seperti meja dan kursi beratnya masing-masing mencapai 18 tons
Nias Utara
Nias Selatan
Dikebudayaan Nias tarian tradisional merupakan hal penting dan masih ada sampai sekarang, contohnya :

1. Maluaya (tari perang), terdapat diseluruh daerah Nias. Di bagian utara namanya Baluse. Tarian tersebut ditarikan minimal 12 orang pria, dan bila lebih maka akan lebih baik. Pada umumnya lebih 100 orang, gerakannya sangat kuat. Maluaya in PP Batu berbeda dengan daerah Nias lainnya, di PP Batu para wanita juga turut menari. Para wanita menari dengan langkah kecil yang lemah gemulai. Tarian Maluaya ditarikan pada upacara pernikahan untuk masyarakat kelas atas, penguburan dan pesta untuk menyambut pendatang baru.

2. Maena adalah sebuah tarian khas dari Nias Utara yang ditarikan oleh wanita dan pria, biasanya ditarikan pada uapacara pernikahan.

3. Forgaile adalah sebuah tarian khas Nias Selatan yang ditarikan oleh wanita untuk mengekspresikan rasa hormat dan untuk menyambut tamu khusus dan memberikan mereka sirih tradisional. Di bagian Utara dinamakan Mogaele dan dapat ditarikan oleh wanita dan pria.

4. Foere adalah tarian yang menampilkan lebih dari 12 penari wanita, diiringi dengan seorang penyanyi. Tarian ini merupakan bentuk dari penyembahan untuk berakhirnya kematian dan bencana.

5. Fanarimoyo (tarian perang) adalah sebuah tarian yang ditarikan di Nias Selatan dan Utara oleh 20 penari wanita, kadang-kadang didalam lingkaran ditarikan oleh penari pria. Dibagian utara tarian ini dinamakan Moyo. Tarian ini dimulai dengan gerakan seperti elang terbang dan ditampilkan untuk acara hiburan. Tarian ini menggambarkan seorang gadis yang harus menikahi pria yang tidak dicintainya. Dia berdoa supaya menjadi seekor elang yang dapat terbang.

6. Foluaufaulu adalah upacara yang manandakan kedudukan status seseorang pada zaman megalithikum. Dalam upacara ini ditarikan kedua tarian Maluaya dan Foere.

7. Famadaya Hasijimate (Siulu) adalah sebuah upacara pemakaman bagi keturunan raja di Nias Selatan. Di dalam upacara ini, tarian Maluaya ditarikan dibawah pimpinan desa Shaman, peti mati diukir dari batang kayu pohon dan ukiran kepalanya dihiasi dengan sebuah batang kayu untuk memperlihatkan dasarnya setelah itu zenajah tersebut dikuburkan.

8. Mandau Lumelume adalah sebuah tarian dengan tujuan untuk memanggil roh. Tarian ini hanya ada di PP Batu.

9. Manaho adalah tarian yang ditarikan pada acra pernikahan dan untuk menyambut tamu penting. Penari wanita berjejer didepan dan penari pria yang berada disamping melakukan gerakan yang mirip dengan tarian perang. Karena tarian ini sangat mahal biasanya masyarakat kelas bawah menarikan tarian Boli-boli. Tarian ini ditarikan didalam gedung, dengan tujuan agar tamu tidak erasa bosan. Tarian ini hanya ada di PP Batu.

10. Tari Tuwa adalah tarian yang menampilkan seorang penari wanita/pria diatas sebuah meja batu, dengan tujuan untuk menghormati para pemimpin.

11. Fadabu adalah sebuah upacra untuk mempertunjukkan kekebalan seseorang. Sebuah pertunjukkan yang menikam dirinya sendiri dengan benda tajam. Didalam bahasa Indonesia namanya Dabus dan banyak dijumpai di Indonesia.

12. Silat Nias adalah sebuah bentuk seni perang tradisional yang lebih menekankan kepada sisi seninya daripada sisi perangnya. Masyarakat Aceh dan Pesisir memperkenalkn tarian ini ke Nias. Ada banyak jenis nama-nama tarian ini : Starla, Aleale, Sangorofafa, famosioshi, dll.

13. Fatabo adalah sebuah peristiwa unik di PP Batu. Fatabo bukan sebuah tarian hanya sebuah cara untuk menangkap ikan diair yang dangkal. Dua baris orang yang masing-masing dibawah pimpinan, berjalan meninggalkan air tersebut dan membawa sebuah kotak. Pemimpin tersebut meminta agar dibuat suara keras dan memukul air tersebut dengan tongkat, kemudian mereka berjalan diatas tanah, menyembunyikan kotak tersebut dan menyimpan ikan tersebut diantara mereka dan pantai. Di pantai lain barisan pria bergerak melemparkan jaringan untuk menangkap ikan. Keseluruhan peristiwa ini adalah sebuah nilai seni yang mempunyai irama musik dan keributan. Fatabo sangat populer di pulau Sigata dan desa Wawa di tanah Masa. Sekarang sangat jarang dijumpai di Nias.

Beberapa alat musik yang digunakan adalah :
Dolidoli adalah sejenis gamelan yang terbuat dari kayu atau bambu. Garamba adalah gong besar dan sangat penting dalam musik tradisional Nias. Faritia adalah sebuah alat pemukul. Fondrahi adalah sebuah drum kecil yang terbuka disatu sisinya, bentuk yang lebih besar dinamakan Gondra.

Surya ProMild Tour 2010, Nias

15 desember 2010...Nias, menjadi salah satu daerah yang dikunjungi oleh pihak PT. GUDANG GARAM Tbc dalam pelaksanaan event Surya ProMild Tour 2010, sangat berterimakasih kepada pihak penyelenggara atas kehadirannya di pulau Nias. Dengan hadirnya event seperti ini dapat membuka wawasan bagi musisi-musisi nias dan terlebih dapat mengobati kerinduan masyarakat nias akan adanya pentas hiburan di nias selama ini. Luxo Indonesia yang bertindak sebagai event organizer kegiatan ini bekerjasama dengan NiasCorps.Production sebagai event organizer lokal (nias) yang digawangi oleh victor gea atau yang lebih akrab dipanggil bg ito' dkk.
Pada acara ini surya ProMild Tour 2010 menghadirkan FIT Band, salah satu group band ternama dari medan serta Modern dancer yang juga berasal dari medan, dan acara dibuka oleh penampilan beberapa band lokal seperti The Wave Band, Ibadu band dan Kerokan Band serta penampilan Dancer Domination.
http://onohulo.blogspot.com